Welcome to GO GREEN REVOLUTION's Blogsite

Sabtu, 27 Maret 2010

Matikan Listrik selama 60 menit, membawa perubahan besar untuk Bumi kita

Earth Hour, Benar-benar menhemat biaya ! Terbukti, Earth Hour di Indonesia mebuat Negara berhemat sebanyak miliyaran rupiah ! Hanya dengan satu jam...
Keadaan Bumi makin kacau. Benar ? Pernyataan tersebut memang benar, dan kita harus membenahinya. Dengan cara ? Selain menghindarkan perbuatan yang dapat menimbulkan Efek Rumah Kaca atau Global Warming, sebaiknya kita melakukan ini.

Tepat hari ini, Hari Bumi sedunia. 60 menit untuk kelangsungan hidup Bumi kita, mari matikan lampu selama 60 menit dari jam 20.30 sampai 21.30 WIB. Nah, dengan begini, kita sudah peduli dengan Bumi Kita. Tempat kita berpijak, tempat kita Bernafas.

Peduli Bumi ? Matikan lampumu sebentar saja !

Posted By: Tiara Murli Adila

Selasa, 23 Maret 2010

Akibat Pencemaran Udara

Akibat dari Pencemaran Udara benar-benar membahayakan kita dan bumi kita... HENTIKAN PENCEMARAN UDARA sekarang juga !
Kalian tau gak akibat dari pencemaran udara ??? Nah, di bawah ini adalah beberapa akibat dari pencemaran udara...

#Akibat pencemaran udara

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum. Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit:

1) Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2) Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH (polyaromatic hydrocarbons).
3) Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4) Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan sistem imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5) Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
6) Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7) Efek procoagulant yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8) Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).

#Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang

>>Pajanan jangka pendek

1) Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
2) Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
3) Jumlah absensi (pekerjaan atau pun sekolah)
4) Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
5) Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)

>>Pajanan jangka panjang

1) Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
2) Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
4) Kanker

Nah, akibatnya banyak kan ?? Bahaya pula !! Maka dari itu, mulai sekarang mari kita hentikan pencemaran udara !!! Sehatkan Bumi yang Kita cintai ini ya ! :)


Posted By: Ilham Rein

Edited By: Tiara Murli Adila

Minggu, 21 Maret 2010

Pentingnya Resapan Air

Resapan Air, ternyata penting sekali untuk kelangsungan kehidupan kita. Jangan cemari Resapan Air kita, bila kita tak mau menggunakan Air yang keruh dan tak Higienis !

Meningkatkan Resapan Air Dalam Upaya Konservasi Air Tanah Air bersih yang layak diminum, merupakan kebutuhan utama manusia untuk melangsungkan hidupnya, dengan kata lain manusia tidak dapat hidup tanpa air, tetapi tidak semua air yang ada dapat dimanfaatkan sebagai air minum seperti, air laut karena asin atau air tawar yang mengandung unsur kimia yang melebihi batas tertentu yang diizinkan sebagai air minum sehingga dalam jangka waktu tertentu akan membahayakan kesehatan
manusia.

Di kota-kota besar yang berpenduduk padat, kebutuhan akan air bersih sangat tinggi, karena di samping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, air juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan niaga dan industri seperti hotel, pabrik, perusahaan cuci mobil dan sebagainya...

Terbatasnya fasilitas air yang dapat diberikan oleh PDAM serta tidak adanya alternatif sumber air lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan, maka pemanfataan air tanah melalui pembuatan sumur-sumur gali, pemboran dangkal kurang dari 50 meter sampai pemboran dalam lebih dari seratus meter menjadi satu-satunya alternatif yang paling mudah dan murah, dengan catatan kondisi air tanahnya (kualitas dan kuantitas) masih baik.

Namun demikian, apabila pemanfataan air tanah dilakukan secara berlebihan dalam arti melebihi kapasitas daya dukungnya, dimana keluaran air tanah (output) lebih tinggi dari masukannya (input), maka keseimbangan lingkungan akan terganggu dan akan terjadi dampak-dampak negatif yang sangat tidak kita harapkan. Dampak-dampak negatif yang dapat terjadi apabila output air tanah lebih besar dibandingkan inputnya antara lain :

* Volume atau ketersediaan air tanah akan berkurang

* Terjadi penurunan muka air tanah sehingga terjadi cekungan lokal yang akan menyebabkan terjadinya akumulasi air (banjir) apabila
terjadi hujan dan juga menyebabkan terjadinya retakan pada bangunan
karena terjadi "setlement"

* Terjadinya intrusi air asin untuk daerah dekat pantai

* Terjadinya degradasi kualitas air tanah

Dari kondisi tersebut di atas, dapat dipahami betapa penting adanya kebijakan pengaturan pemanfaatan air tanah yang baik agar keberadaannya tetap terpelihara bagi kepentingan kelangsungan hidup manusia.

Wilayah Banten utara, yaitu daerah di sepanjang pesisir pantai utara yang ditempati oleh perkampungan nelayan cukup padat penduduk, kondisi air tanah umumnya kurang baik karena tingkat salinitasnya tinggi. Tingkat salinitas tinggi dapat disebabkan oleh pengaruh intrusi air laut kedalam lapisan pembawa air tanah, baik dangkal maupun dalam atau kondisi pembentukan lapisan akuifernya pada lingkungan laut.

GENESA AIR TANAH

Untuk lebih memahami dan mendalami akan pentingnya memelihara kelestarian air tanah, kita perlu mengetahui bagaimana Genesa (terbentuknya) air tanah dan keterbatasan keberadaannya di alam ini.

Terbentuknya air tanah dijelaskan dengan teori siklus hidrologi yaitu: air laut menguap\ membentuk awan yang mengandung uap air, awan dihembus oleh angin ke arah daratan, turun ke daratan sebagai hujan, sebagian mengalir di permukaan sebagai aliran permukaan berupa sungai kembali ke laut, sebagian masuk ke dalam tanah mengisi pori-pori batuan dalam lapisan pembawa air tanah atau akuifer, kemudian keluar ke permukaan secara alami sebagai mata air atau karena proses aktivitas manusia melalui sumur-sumur gali atau pemboran, mengalir ke laut, menguap kembali menjadi awan dan seterusnya secara berulang.

Posted by : Ilham Rein

Edited By : Tiara Murli Adila

Sabtu, 20 Maret 2010

Bahan Bakar Bio Energi

Bahan Bakar Bio Energi ternyata sangat bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat, maupun lingkungan

Kalian pasti pernah mendengar, mengenai Bahan Bakar yang berasal dari bahan Nabati, atau semacam Bio Energi. Bila kalian menemukan di belakang sebuah Bus Pemerintah bertuliskan, "Mobil ini berbahan bakar Bio-Diesel". Nah, mungkin ini ada hubungannya dengan itu. Maka dari itu, mari ketahui lebih lanjut mengenai Bahan Bakar Bio-Energi !


Bio-Energi, alias Energi berbasis bahan Hayati, mencakup dua kategori energi komersial. Yang pertama dan lebih utama adalah Bahan Bakar Nabati (BBN atau Biofuels), yang kedua adalah listrik berbasis Biomassa (Biomass-Based Blectricity). Pengembangan industri BBN dewasa ini menjadi arus utama dinamika sektor energi di seluruh dunia. Ini bisa dimaklumi mengingat, ditengah bergeloranya kehendak untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) yang mengakibatkan pemanasan global, BBN merupakan bahan bakar yang paling mudah dibuat dari aneka sumber energi terbarukan yang ada (Biomassa, Panas bumi, Tenaga air, Tenaga angin, Sinar surya, dan sebagainya).



Karena BBM berperan sangat kritikal dalam sektor transportasi, maka produksi dan pemanfaatan dua BBN yang sesuai untuk penggunaan dalam transportasi darat, yaitu Bioetanol dan Biodiesel (masing-masing untuk bahan campuran/pengganti Bensin dan Solar) menjadi fokus perhatian berbagai negara. Fakta dewasa ini bahwa keduanya dibuat dari bahan pangan, yaitu Bioetanol dibuat dari bahan Berkadar gula/ Bersari pati, sedangkan Biodiesel dibuat dari minyak Nabati, menimbulkan kekhawatiran bahwa penyediaan BBN akan bersaing dengan (dan mengancam ketersediaan) pangan. Kekhawatiran ini mengakibatkan sebagian diantara kita sudah “Berteriak-teriak” dan mengambil posisi menentang pengembangan BBN.

Kita sebenarnya tak perlu terlalu mengkhawatirkan terjadinya persaingan “Pangan v.s Bahan Bakar” tersebut, karena Para Riset dan pengembang teknologi BBN sebenarnya telah lama menyadari bahaya itu dan kini sedang melakukan (Bahkan hampir menuntaskan) pengembangan teknologi BBN generasi kedua. Ini adalah teknologi pembuatan BBN dari bahan-bahan yang secara ilmiah dikenal dengan nama bahan lignoselulosa dan mencakup antara lain: Bagas Tebu, Jerami dan Sekam Padi, Batang dan Tongkol Jagung, Tandan Kosong Sawit, dan Kayu (Perhatikan bahwa contoh-contoh yang disebut adalah sebagian besar dari sisa panen produk pangan). Pabrik Biodiesel generasi kedua yang pertama (disebut pabrik biodiesel BTL atau Biomass-To-Liquids) telah mulai beroperasi tanggal 18 April 2008 di Freiberg, Jerman, memproduksi 18 juta liter/tahun Biodiesel BTL dari bahan mentah limbah kayu (Dahan, Ranting, dan sisa pemotongan).

Sudah tahukan ? Informasi mengenai Bahan Bakar Bio-Energi... Hmm, perlu kalian ketahui, bahwa sangat bermanfaat sekali bila kita menggunakan Bahan Bakar Bio Energi. Karena ? Kita dapat mengurangi tingkat polusi di Dunia ini... Dengan begitu, kita dapat membuat Revolusi yang sangat baik untuk Bumi kita ! Mudah-mudahaaan, Bahan Bakar Bio-Energi ini dapat terealisasikan di seluruh belahan Dunia ya !

Posted By: Ilham Rein, Tiara Murli Adila

Edited by: Tiara Murli Adila

Kamis, 18 Maret 2010

Mendaur Ulang Sampah

Cara Mendaur Ulang Sampah

Caranya gampang, kok. Contek saja jurus ampuh yang sering dipraktikan para pecinta lingkungan, yaitu jurus 3R yang berarti: Reduce (mengurangi jumlah pemakaian), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang barang bekas jadi barang layak pakai).

Reduce, terutama untuk sampah plastik. Karena plastik adalah salah satu bahan yang sangat sulit terurai. Dengan mengurangi penggunaan plastik, kita sudah menyumbang pelestarian lingkungan. Caranya antara lain: menolak kantong plastik bila tak terlalu perlu. Sebaiknya bawalah tas sendiri saat berbelanja. Kalau makan, belilah sesuai porsi agar mengurangi sisa makanan. Gunakan kertas di kedua sisinya, dan jangan coret-coret bila tak perlu. Sebisa mungkin kurangi produk yang memakai baterai dan gunakan produk yang kemasannya bisa diisi ulang.

Reuse terutama untuk produk dari botol plastik dan kaca, yang mengurainya makan waktu sampai ratusan tahun. Jangan remehkan penggunaan kembali kertas bekas. Menurut The Body Shop, perusahaan kosmetik asing yang peduli lingkungan, sampah kertas yang dibuang warga Jakarta sehari, sama dengan menebang 10.710 batang pohon. Jadi, manfaatkan baik-baik kertas yang sudah dipakai. Bisa untuk sampul, kertas kado, bahkan dijadikan memo. Amplop bekas pun masih bisa dipakai lagi buat mengirim surat.

Recycle untuk sampah organik kita bisa dijadikan kompos. Tapi, mungkin mendaur ulang Sampah Anorganik mungkin kita belum bisa. Maka, usaha maksimal yang bisa kita lakukan ialah memisahkan mana sampah Organik, mana yang Anorganik (plastik, logam, dan kaca). Tempatkan sampah Anorganik dalam wadah berbeda, lalu berikan kepada yang lebih membutuhkan (misal, Pemulung. Itu akan sangat bermanfaat buka ?). Mereka ini yang akan membawa sampah Anorganik kita ke produsen industri yang bisa mendaur ulang sampah Anorganik tersebut.

Nah, sudah tau bukan, begitu banyak sekali manfaat Mendaur Ulang sampah Organik maupun Anorganik. Berminat untuk mencoba ??

Posted by: Ilham Rein

Edited by: Tiara Murli Adila

Taman kota

Indahnya bila melihat Taman Asri yang terletak di dalam Kota yang Sibuk

Fungsi ekologis, memposisikan taman kota sebagai penyerap dari berbagai polusi yang diakibatkan oleh aktivistas penduduk, seperti meredam kebisingan maupun yang paling signifikan adalah menyerap kelebihan CO2, untuk kemudian dikembalikan menjadi oksigen (O2). Pada dasarnya dalam satu hari setiap manusia membutuhkan ½ kilogram Oksigen dan sebuah pohon menghasilkan 1 Kg Oksigen. Artinya, dalam satu hari, ada dua orang manusia yang membutuhkan satu pohon untuk memenuhi kebutuhan oksigen-nya.

Fungsi yang kedua adalah fungsi estetis, di mana taman kota dapat mempercantik estetika sebuah kota. Apalagi dengan mempertahankan keaslian-nya.

Fungsi yang terakhir adalah fungsi sosial, di mana taman kota menjadi tempat bagi berbagai macam aktivitas sosial seperti aktivitas olahraga, rekreasi, diskusi, dan lain-lain. Fungsi ini pada dasarnya menjadi kebutuhan warga kota sendiri yang secara naluri membutuhkan ruang terbuka untuk ber-sosialisasi sekaligus menyerap energi alam.

Tiga fungsi ini yang mendasari pembuatan Taman Kota... Dan jika ketiga unsur ini ada, maka Taman Kota secara otomatis akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Faktor lainnya adalah masyarakat itu sendiri...Bagaimana tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Contoh Fungsi Taman Kota yang sangat bermanfaat bagi masyarakat:

Bersepeda sambil menghirup udara segar.



Nikmat bukan ? Tentu segala kalangan umur ingin merasakan asyiknya bersepeda bersama keluarga. Melihat pemandangan yang asri dan segar, dan bukan melihat asap mengepul yang dikeluarkan oleh asap pembuangan Kendaraan. Tentu saja Kalian jenuh melihat pemandangan seperti ini kan ?



Maka dari itu, kita perlu sekali membangun Taman di dalam Kota yang sibuk. Bukan soal biaya, tapi soal ke-nyamanan dan keasrian bumi kita !! Ya Nggak ?? Kan enak tuh, melihat Kota Jakarta yang asri penuh dengan Taman Hijau, disertai dengan sentuhan warna-warni kecil yang digoreskan oleh bunga-bunga. Waah... Dijamin, semua orang akan betah tinggal di Kota senyaman itu !

Posted By: Ilham Rein

Edited By: Tiara Murli Adila

Minggu, 14 Maret 2010

Ayo tanam Pohon (One Man One Tree) !!

Ayo Tanam Pohon !! (One man One tree)
Ancaman dan permasalahan lingkungan yang dihadapi manusia saat ini adalah pemanasan global dan perubahan iklim. Indonesia memiliki peran yang penting dalam isu perubahan iklim global dengan menyediakan jasa lingkungan berupa penyerapan emisi karbon dari hutan yang ada.

Hutan Indonesia yang luasnya 120,3 juta ha diyakini mampu menyerap emisi secara signifikan. Namun demikian terjadinya deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia juga dianggap sebagai sumber emisi karbon karena melepas CO2 ke atmosfer. Pada kondisi hutan yang baik, keberadaan hutan bermanfaat sebagai penyimpan dan penyerap emisi karbon atau Gas Rumah Kaca (GRK). Namun, pada kondisi hutan yang kurang baik, dianggap sebagai sumber emisi karbon karena melepas CO2 ke atmosfer. Menurut Stern Report, deforestasi menyumbang 18% dari emisi GRK total dunia, dan 75%-nya berasal dari negara berkembang.

Berdasarkan fakta tersebut, Departemen Kehutanan melakukan berbagai upaya untuk ikut serta mengendalikan pemanasan global, antara lain dengan menurunkan laju deforestasi dan degradasi hutan dan lahan dari 2,83 juta ha/tahun pada tahun 1999-2000 menjadi 1,08 juta ha/tahun pada tahun 2000-2006, menurunkan lahan yang terdegradasi atau kritis dari 59,3 juta ha sebelum tahun 2005 menjadi 32 juta ha setelah tahun 2005. Menurunkan tingkat pencurian kayu dan perdagangan kayu illegal dari 9000 kasus pada tahun 2007 menjadi 300 kasus pada tahun 2008, serta mengendalikan tingkat kebakaran lahan dan hutan dengan menurunkan jumlah hotspot dari 121.622 titik pada tahun 2006, 27.247 titik tahun 2007 dan hingga 11 November 2008 terpantau 17.020 titik. Dibandingan tahun 2006 di provinsi rawan kebakaran, pada tahun 2007 terjadi penurunan hotspot sebesar 78% dan pada tahun 2008 terjadi penurunan hotspot sebesar 86%.

Upaya mengendalikan pemanasan global lainnya yang melibatkan seluruh komponen bangsa adalah dengan memperbanyak pohon dan tanam-tanaman sehingga memperbanyak penyerapan unsur-unsur gas-gas berbahaya, serta melestarikan hutan yang ada. Kita harus berupaya keras melakukan penanaman pohon secara besar-besaran dan mempertahankan keutuhan ekosistem hutan.

Sampai akhir tahun 2008 telah ditanam lebih dari 3 miliar pohon dari berbagai kegiatan. Penanaman pohon mempunyai manfaat yang besar dan luas, terutama untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup agar semakin baik, dan untuk mencegah terjadinya berbagai bencana alam banjir, tanah longsor di musim hujan, dan kekeringan serta kekurangan air bersih di musim kemarau, yang sekaligus juga untuk mencegah terjadinya kekurangan pangan.

Bersamaan dengan momentum pemilu yang dilaksanakan dengan asas One Man One Vote, Presiden RI mengimbau agar bangsa Indonesia dapat menanam One Man One Tree. Jika penduduk Indonesia berjumlah sekitar 230 juta jiwa, maka pada tahun 2009 ini bangsa Indonesia harus dapat menanam sebanyak 230 juta pohon.


Kegiatan penanaman serentak secara nasional telah dimulai sejak tahun 2007 dengan target sebanyak 79 juta pohon, dan tahun 2008 dengan target sebanyak 100 juta pohon. Realisasinya, target-target tersebut ternyata terlampaui. Pohon yang berhasil ditanam melebihi target yang dicanangkan. Target tahun 2007 sebanyak 79 juta pohon terealisasi 86,9 juta pohon. Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon tahun 2007 sebanyak 10 juta batang, terealisasi 14,1 juta batang. Sampai saat ini, Gerakan Penanaman Serentak 100 juta pohon tahun 2008 telah terealisasi sebanyak 109 juta batang (lebih dari 100%). Gerakan Perempuan Tanam dan Program Ketahanan Pangan (GPT-PKP) juga terealisasi lebih dari 100% yaitu sebesar 5.083.467 batang dari rencana 5.010.000 batang. Demikian juga kerjasama kemitraan dengan berbagai ormas keagamaan dalam penanaman pohon, telah menanam 700 juta batang pohon.

Pemerintah menargetkan, pada tahun 2009 ini bangsa Indonesia mampu menanam sebanyak 230 juta batang pohon. Untuk dapat memenuhi target satu orang menanam satu pohon, bangsa Indonesia harus bekerja dan berusaha keras membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Dengan perhitungan orang per orang, maka secara individu, secara keluarga, kelompok, RT, RW, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Wilayah, hingga Pemerintah Daerah harus diupayakan berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Kita harus mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang "ONE MAN ONE TREE"

Gerakan penanaman dan Pelihara Pohon, harus terus digelorakan dan dilakukan secara kontinyu pada setiap tahun masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri.

Posted by: Tiara Murli Adila

***Sumber:
www.dephut.go.id
www.samantafoundation.org